Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang perlu mendapat perhatian khusus. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyebutkan bahwa prevalensi stunting di tanah air sekitar 37% dan Riskesdas 2018 menemukan penurunan prevalensi stunting menjadi sekitar 30%. Penurunan prevalensi stunting sebesar 7% ini tergolong signifikan, namun prevalensi tersebut masih masuk dalam kategori prevalensi tinggi yaitu di atas 20%.
Pemerintah terus menggalakkan upaya percepatan penurunan stunting demi mewujudkan target prevalensi stunting 14% pada tahun 2024. Rencana tersebut dibangun di atas visi kemajuan Indonesia berbasis sumber daya manusia yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing. Karenanya, Indonesia perlu mengoptimalkan segala upaya melawan stunting.
Menyambut Hari Sumpah Pemuda, kita diingatkan kembali akan ikrar sebagai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yang merupakan ikrar monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda juga mengajarkan nilai-nilai positif tentang cinta tanah air serta kesatuan dan persatuan bangsa. Dalam konteks perbaikan gizi nasional, generasi muda Indonesia diharapkan bisa turut terlibat sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Di sektor pendidikan, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (FK UNRAM), Dr. dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL(K), M.Kes, mendorong dosen dan mahasiswa juga untuk turut terlibat. “Diharapkan banyak dosen dan mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan implementasi upaya penurunan stunting, sehingga masyarakat dapat merasakan dampak dari Tri Dharma Perguruan Tinggi” ujar beliau. “Topik unggulan Kedokteran Kepulauan FK UNRAM diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat” imbuhnya.
Hal ini disampaikan Dr. dr. Hamsu Kadriyan dalam acara webinar bertajuk “Aksi Nyata untuk Mendukung Upaya Percepatan Penurunan Stunting: Kebijakan, Penelitian dan Pengembangan Masyarakat”, yang diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram pada Sabtu, 15 Oktober 2022 oleh FK UNRAM dan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis FK UNRAM ke-19 dan Action Against Stunting Day.
Stunting mempunyai dampak yang besar, tidak hanya aspek kesehatan, tetapi juga pendidikan dan produktivitas. Sebagai generasi penerus bangsa, anak-anak Indonesia harus dipersiapkan agar dapat menjadi SDM yang produktif sehingga kita dapat mengoptimalkan bonus demografi yang diprediksi akan terjadi di tahun 2030. Prevalensi stunting yang masih tinggi di Indonesia dinilai sebagai tantangan yang dapat menyebabkan bonus demografi di Indonesia terbuang sia-sia.
Saat ini, Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara yang menjadi tim studi dalam mempelajari tipologi stunting dalam naungan Action Against Stunting Hub (AASH) yang didanai oleh pemerintah Inggris melalui United Kingdom Research and Innovation Global Challenges Research Fund (UKRI-GCRF). Di Indonesia, upaya ini digawangi oleh SEAMEO RECFON dan Lombok Timur terpilih menjadi lokus area dalam studi ini.
Dalam acara webinar tersebut, Dr. Ir. Umi Fahmida, M.Sc, Country Lead Indonesia dalam studi AASH yang juga Peneliti Senior dari SEAMEO RECFON memperkenalkan tentang Pendekatan Anak Secara Utuh (Whole Child Approach, WCA). WCA merupakan pendekatan dari berbagai aspek untuk mengatasi stunting, diantaranya: faktor biologis (gizi, epigenetic, kesehatan saluran cerna), sistem pangan, lingkungan pembelajaran dan perilaku/pola asuh dengan memperhatikan norma sosial (shared value) yang ada di masyarakat. Output utama studi AASH adalah stunting typology beserta usulan intervensi yang tepat sesuai anteseden dan biologi yang mendasarinya dan decision support tool sebagai alat bantu untuk pengambil kebijakan dalam upaya penurunan stunting yang lebih efektif.
“Action Against Stunting Day, yang diperingati setiap 8 September dan dilanjutkan dengan kegiatan nasional dan lokal di ketiga negara studi AASH, bertujuan untuk menguatkan komitmen dan aksi untuk penurunan stunting, promosi dialog & advokasi SDG, identifikasi prioritas dan visi bersama untuk penurunan stunting serta menumbuhkan rasa kebersamaan dengan menyatukan berbagai aktor dan generasi” ujar Dr. Umi.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), kejadian stunting masih cukup banyak (37%) dan tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Komitmen Pemda Provinsi NTB disampaikan oleh Ibu Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. “Penting bahwa tidak hanya kuratif saja yang diperhatikan, tetapi juga preventif. Strategi operasional tatalaksana gizi buruk dan stunting pada balita meliputi: pemberdayaan keluarga dan masyarakat, meningkatkan kualitas dan cakupan deteksi dini, meningkatkan kualitas layanan kesehatan, penguatan system kewaspadaan dini, kerja sama lintas sektor, dukungan pemda dalam kebijakan dan pembiayaan, deteksi dini rujukan dan pemantauan pasca rujukan” ujar Dr. Ir. Hj. Rohmi Djalilah.
Menyadari akan pentingnya peran pemuda Indonesia untuk negara, Ibu Wakil Gubernur NTB juga menggalakkan beberapa program di NTB yang menyasar pemuda dan remaja, diantaranya pemberian tablet tambah darah (TTD) setiap minggu di SMA/MA/SMK juga sosialisasi upaya penurunan stunting di sekolah dan pesantren. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan calon pengantin (catin) sebagai syarat pernikahan.
Dalam acara webinar tersebut, Dr. H. Pathurrahman selaku Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur juga menyampaikan pentingnya diseminasi dan advokasi hasil riset UNRAM ke pihak atau dinas terkait, agar program pemerintah daerah berbasis bukti dan efektif.
Sebagai rangkaian acara webinar, FK UNRAM dan AASH mengadakan Lomba Kreasi Menu sesuai dengan Panduan Gizi Seimbang berbasis Pangan Lokal dan Konten Edukasi (berupa poster dan video) yang diikuti oleh pelajar dan pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia. Output dari kompetisi ini diharapkan juga dapat menguatkan flagship program SEAMEO RECFON yaitu Early Childhood Care, Nutrition and Education (ECCNE) khususnya di Kabupaten Lombok Timur sebagai salah satu lokus ECCNE. Pengumuman pemenang ketiga lomba disampaikan oleh dr. Raania Amaani yang merupakan Duta AASH Indonesia. Karya-karya yang dihasilkan menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mampu berkontribusi dalam upaya penurunan stunting dengan mengedukasi masyarakat melalui pengetahuan dan ide-ide kreatif mereka.
Pemuda Indonesia adalah penggerak bangsa. Mari Bergerak! Bersama, Kita Lawan Stunting! Selamat Hari Sumpah Pemuda!